Pages

Selasa, 19 Juni 2012

SIMULASI PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI

Pada hari Sabtu lalu, kami membahas tentang andragogi dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan. Setelah itu, kami bekerja dalam kelompok dimana kami haru membuat simulasi untuk mengetahui perbedaan antara pedagogi & andragogi.
Kelompok saya sendiri beranggotakan: Yan Ade, Desi serta saya sendiri. Pada paedagogi kami mengambil setting di sebuah ruang kelas dimana Ade berperan menjadi guru dan saya serta Desi menjadi murid. Disini, diterangkan bahwa Pedagogi lebih berpusat pada guru, dimana guru harus secara aktif memberikan pengetahuan kepada muridnya.


Sedangkan pada andragogi kami mengambil setting di sebuah kursus menjahit dimana Ade berperan menjadi guru kursus dan saya dengan Desi menjadi muridnya. Disini, kami diberikan kebebaan untuk membuat sebuah pola untuk dijahit tanpa harus menuruti keinginan si pengajar. Hal ini berarti, dalam andragogi, murid yang cenderung berusia dewasa diberikan kemandirian untuk leluasa menentukan apa yang ingin dipelajari serta lebih aktif dalam mmenjalankan kegiatannya.


Menurut saya, simulasi seperti ini merupakan cara yang bagus karna selain dapat meningkatkan kreatifita murid juga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik lagi mengenai topik yang dibahas.

Sabtu, 09 Juni 2012

just think












“People shouldn't be afraid of their government. Governments should be afraid of their people.” 






image source : 9gag.com




The Caregiver

Kira-kira bulan lalu, kami mendapat tugas untuk melakukan tes kepribadian MBTI dalam mata kuliah Kepribadian. hasil yang saya dapatkan ialah tipe ESFJ ( the caregiver )


The Caregiver
ESFJ fokus pada dunia luar dan menilai pengalaman mereka secara subyektif. Mereka sebagian besar mendasarkan penilaian mereka pada sistem kepercayaan mereka dan pada efek dari tindakan pada orang lain. ESFJ bersifat harafiah dan konkret, percaya pada sebuah informasi, spesifik faktual yang dikumpulkan melalui penglihatan mereka.
ESFJ memiliki minat yang tulus pada kesejahteraan orang lain. Mereka sering terampil dalam memahami sudut pandang orang lain. Mereka serius pada tanggung jawab mereka, melihat apa yang perlu dilakukan dan kemudian melakukannya. Mereka menghargai tradisi dan keamanan yang ditawarkan.
Mereka menikmati kebahagiaan orang lain. Mereka memberi dengan murah hati tetapi mengharapkan penghargaan sebagai imbalan. Peka terhadap kebutuhan fisik orang lain, mereka merespon dengan menawarkan perawatan praktis. ESFJ sering beradaptasi dengan cara mereka untuk memenuhi harapan orang lain. Namun, mereka mungkin mengalami kesulitan mengenali kekurangan dari orang yang dicintai.
ESFJ cenderung vokal dalam mengungkapkan rasa benar dan salah. Penilaian mereka dalam kaitannya dengan dunia luar seringkali didasarkan pada etika interpersonal, dengan memperhatikan apa yang diberi dan apa yang diterima. ESFJ ini cenderung mengikuti orang-orang dari kelompok sosial mereka dari pada pendirian diri sendiri. ESFJ yang dibesarkan dalam lingkungan standar etika yang tinggi cenderung untuk menampilkan kemurahan hati yang sejati dan kebaikan.
ESFJ mencari struktur, lingkungan terkendali, dan cenderung untuk menjadi baik dalam menciptakan rasa ketertiban. Mereka umumnya merasa tidak aman dalam suasana ketidakpastian. Mereka menghargai aturan hukum dan mengharapkan hal yang sama pada orang lain. ESFJ mungkin kurang tertarik dalam memahami konsep di balik aturan, cenderung menghindar dari sesuatu yang abstrak dan impersonal.
Ringkasan: Berhati hangat, teliti dan kooperatif. Ingin harmoni dalam lingkungan mereka, bekerja dengan tekat untuk membangun. Ingin bekerja dengan orang lain untuk menyelesaikan tugas secara akurat dan tepat waktu. Loyal, mengikuti bahkan dalam hal-hal kecil. Suka memperhatikan apa yang orang lain butuhkan dan mencoba untuk membantunya. Ingin dihargai dengan apa yang mereka telah kontribusikan.
Kata kunci: Mengembangkan prosedur yang efektif, ketegasan, memelihara dan menjaga apa yang telah dicapai, terampil, pembangun konsensus.
Karir pekerjaan: Pendidikan, kesehatan, layanan bisnis sebagai perusahaan kecil atau sebagai fungsi dalam organisasi yang lebih besar.

Hasil test ini cukup menggambarkan kepribadian saya dimana saya memang orang yang cenderung mengutamakan pendapat orang lain dan takut akan kritik orang lain bila saya melakukan sesuatu dengan cara saya sendiri. Selain itu, saya terkadang memang suka memahami sudut pandang orang lain, apa yang akan saya lakukan bila berada dalam posisi orang tersebut, dll. Betul sekali bahwa saya adalah orang yang tidak nyaman dalam ketidakpastian, karena bagi saya sangat melelahkan untuk menunggu sesuatu dalam jangka waktu yang tidak diketahui. Saya juga tipe orang memperhatikan dulu kondisinya seperti apa, apa yang selanjutnya dapat saya lakukan, lalu saya akan melakukannya.




Jumat, 08 Juni 2012

ANDRAGOGI


Secara etimologis, andragogi berasal dari bahasa Latin “andros” yang berarti orang dewasa dan “agogos“ yang berarti memimpin atau melayani.
Knowles (Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy is the science and arts of teaching children).


Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran, yang merupakan pengelompokan teori belajar berdasarkan usia dan kemampuan/persepsi berpikir untuk mengikuti proses belajar dalam pembelajaran.
Orang dewasa ialah mereka yang telah melewati masa remaja dan memiliki kematangan fisiologik dan psikologi untuk melakukan suatu kegiatan. Metode pembelajaran orang dewasa terdiri atas metode individual, kelompok, massal. Motivasi belajar orang dewasa ada dua: (1) Motivasi internal, yang timbul dari dalam diri orang dewasa, (2) Motivasi eksternal, yang berupa rangsangan yang datang dari luar dirinya. Belajar dapat diartikan perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Belajar tidak selalu mensyaratkan kehadiran pendidik (fasilitator) atau gurunya. Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk membantu orang dewasa atau mengendalikan sikap dan perilakunya yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Teori belajar orang dewasa tidak hanya diketahui, tetapi harus dapat diaplikasikan dalam setiap kegiatan belajar dan membelajarkan agar proses/interaksi belajar yang dikelolanya dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Teori Knowles tentang andragogi dapat diungkapkan dalam empat postulat sederhana:[1][2]
  1. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti (berkaitan dengan konsep diri dan motivasi untuk belajar).
  2. Pengalaman (termasuk pengalaman berbuat salah) menjadi dasar untuk aktivitas belajar (konsep pengalaman).
  3. Orang dewasa paling berminat pada pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadinya (Kesiapan untuk belajar).
  4. Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya (Orientasi belajar).

sumber : 



MINI PROYEK


Topik : Peran teknologi sebagai media belajar pada siswa SMA
Judul : Perbedaan metode belajar presentasi dan metode belajar ceramah dari sudut pandang Memori

I.Perencanaan

1.1 Pendahuluan
Kami memilih topik ini karena kami melihat proses pembelajaran sekarang dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) begitu banyak metode yang digunakan dalam proses pembelajaran agar murid dapat memahami pelajaran tersebut dan yang salah satunya adalah metode belajar presentasi dan ceramah. Sehingga  timbullah keinginan kami untuk mengetahui perbedaan metode belajar presentasi dan metode belajar ceramah dari sudut pandang memori.

1.2 Landasan Teori
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom menciptakan taksonomi keahlian kognitif yang mencakup pengingatan, pemahaman, synthesizing, dan pengevaluasian, yang menurutnya harus dipakai dan dikembangkan oleh guru untuk membantu murid-murid.

Dan juga dimana ketika proses pembelajaran tertentu dapat tersimpan di memori. Sehingga saat proses pembelajaran yang tidak cukup lama pun, memori dapat digunakan secara maksimal. Yang kami tekankan disini adalah bahwa metode belajar akan mempengaruhi tersimpan atau tidaknya materi yang diajarkan di dalam memori. 

1.3 Alat atau bahan :
·         Dengan menggunakan kuisioner pertaqnyaan seputar materi yang diberikan dengan metode yang berbeda di setiap kelas yang digunakan, yakni : metode belajar presentasi dan metode belajar ceramah.
·         Dengan observasi, dimana akan dilakukan observasi selama proses pemberian materi berlangsung.
·         Alat tulis
·         Kamera

1.4 Analisa data
Pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap dampak dari metode belajar presentasi dengan metode ceramah dari sudut pandang memori. Pengumpulan data pada tugas mini proyek  berupa data primer yang artinya data yang didapat oleh peneliti serta metode atau teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menyebarkan  kuesioner (daftar pertanyaan) kepada siswa-siswa SMA. Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Jenis pertanyaan yang digunakan adalah isian singkat dari materi yang telah diberikan. Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang telah diperoleh yaitu dari kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kemudian data tersebut dibaca, dipelajari,dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengkategorisasikan atau data yang memilih jawaban yang sama dari kuesioner yang telah dijawab oleh responden kemudian menghitung persentasi data .kemudian ditarik kesimpulan.

1.5 Objek atau subjek
Pengumpulan data dengan metode kuesioner dapat diisi oleh seluruh siswa SMA baik siswa kelas X, XI maupun siswa XII. Subjek penelitian adalah dampak dari metode belajar presentasi dengan metode ceramah dari sudut pandang memori dan objek penelitian adalah siswa SMA yang berada di bimbingan belajar (bimbel) di bimbingan belajar Einstein College sehingga merekalah yang menjadi responden dari penelitian.

1.6 Jadwal pelaksanaan


1.7 Kalkulasi biaya

Kegiatan
Waktu
Biaya
Print kuisioner & fotokopi
Sabtu, 26 Mei 2012
Rp. 3000,00
2 kotak pulpen standard (reward)
Kamis, 24 Mei 2012
Rp. 24.000,00
Transportasi
Senin, 28 Mei 2012
Rp.13.000,00
Sewa infocus
Senin, 28 Mei 2012
Rp. 20.000,00
Total
Rp. 60.000,00



II. Pelaksanaan

Pada tugas mini proyek ini ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan,yaitu tahap perencanaan,tahap pelaksanaan dan tahap laporan serta evaluasi.

Tahap pertama yang dilakukan adalah perencanaan.Pengerjaan tahap ini dilaksanakan pada hari Jumat,20 April 2012. Di dalam tahap ini topik yang dipilih adalah peran teknologi sebagai media belajar pada siswa SD/SMP/ SMA.Berdasarkan topik tersebut diangkat judul adalah dampak dari metode belajar presentasi dengan metode ceramah dari sudut pandang memori pada siswa SMA. Setelah pemilihan judul selesai ,disusunlah bagian pendahuluan,landasan teori,alat dan bahan yang digunakan,analisis data,objek dan subjek yang terlibat,membuat time table,dan menghitung kalkulasi biaya.Pada bagian  yang akan dikerjakan ini dilakukan pembagian tugas pada masing-masing anggota kelompok.

Setelah pada tahap perencanaan selesai maka yang harus dikerjakan adalah tahap pelaksanaan. Sebelum memasuki tahap pelaksanaan,dilakukan penyusunan kuesioner.Penyusunan materi yang akan disampaikan ini dilakukan pada hari Sabtu, 5 Mei 2012.Kuesioner ini digunakan sebagai metode dalam pengumpulan data.Pada kuesioner ini terdiri atas 5 pernyataan yang dimana masing-masing pernyataan berkaitan dengan materi yang telah diberikan sebelumnya kepada responden.

 Pada hari Sabtu, 15 Mei 2012 kuesioner yang telah selesai disusun akan diprint serta difotocopy. Kuesioner ini difotocopy sebanyak 20 buah.Selain itu juga dilakukan pembelian 2 buah kotak pulpen sebagai reward yang nantinya akan diberikan pada siswa yang telah mengisi lembar kuesioner yang dibagikan.

 Pada hari Sabtu, 28 Mei 2012 sekitar pukul 16.30, dilakukan penyampaian materi dan kemudian diberikan kuisioner seputar materi yang telah disampaikan. Pengumpulan data yaitu melalui penyebaran kuesioner di bimbingan Einstein College. Kuisioner yang diberikan sebanyak 20 dengan pembagian dua kelas dengan 10 orang setiap kelasnya. Di samping itu,juga dilakukan dokumentasi di kedua bimbingan berupa pengambilan foto menggunakan kamera digital  seperti mengambil gambar saat berlangsungnya proses pengisian kuesioner yang dilakukan oleh siswa SMA.

Pada hari Rabu, 30 Mei 2012 dilakukan analisis data dari hasil yang  telah terkumpul pada penyebaran kuesioner kemarin harinya. Sebelum proses analisis telah diusahakan agar tidak terjadi bias dari awal penyampaian materi sampai pada pengisian kuisioner. Dan pada proses analisis ini,penghitungan data dilakukan dengan sangat teliti untuk menghindari terjadinya kesalahan. Dan pada hari yang sama telah didapat hasil survey.

 Pada hari Sabtu, 2 Juni 2012 dari kesimpulan itu diterjemahkan ke dalam bentuk poster.Pembuatan poster ini menggunakan software adobe photoshop. Pembuatan poster ini memakan waktu yang cukup lama karena membutuhkan imajinasi yang cukup tinggi membuat poster yang berkaitan dengan isi kesimpulan. Pengerjaan poster ini selesai pada hari Rabu, 6 Juni 2012.

Pada akhirnya, 8 Juni 2012 tugas mini proyek yang telah selesai dikerjakan diposting diblog masing-masing dari anggota kelompok.


III. Laporan dan Hasil Evaluasi

3.1. Laporan
Setelah siswa SMA diberi sebuah materi dengan tema “KOMUNIKASI” dengan 2 kelompok yang berbeda yakni dengan motede belajar ceramah dan metode belajar presentasi. Berdasarkan kuisioner yang telah disebar yang berisi seputar materi yang telah ditampilkan.




POSTER :





3.2 Evaluasi
Pelaksanaan pembuatan tugas mini proyek ini awalnya sesuai diharapkian sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya.  Perencanaan yang dibuat pada minggu kedua April berjalan cukup baik dimana setiap anggota kelompok diharapkan mengerjakan tugasnya masing-masing dengan sangat baik dan tepat waktu, tahap perencanaan yang telah dikerjakan masing-masing anggota disatukan serta dilakukan pengoreksian.

Namun dalam pembuatan landasan teori mengenai judul yang kami tentukan sebelumnya. Dan akhirnya kami sharing kepada senior kami yakni kakak Holy Glora. Tidak salah kami memilih sharing karena akhirnya kami pun mendapat pencerahan akan landasan teori dan judul yang hamper terus berubah-ubah. Namun, tidak hanya sampai disitu saja. Kami kembali mengalami kesulitan kembali dalam menentukan lokasi yang akan kami teliti dan penggunaan alat yang ada. Karena kami harus menggunakan ruangan dan memerlukan alat seperti infocus. Namun, setelah itu kami kembali meminta nasihat kepada senior dan setelah itu ternyata infocus bisa kami dapatkan dengan menyewanya. Dan tempat pun kami dapatkan dengan teman anggota kelompok kami yang menjadi alumni bimbel terebut.

Kemudian kami pun langsung menyusun materi dan kuisioner dan langsung meng-print dan memfotocopynya. Sampai ditempat bimbel, kami dapat melanksanakann tugas kami dengan lancer dan anak-anak yang bisa diajak kerja sama.
Pembuatan poster yang berisi kesimpulan dari tugas mini proyek ini merupakan bagian yang tersulit  sehingga membutuhkan waktu yang  lama.Hal ini sudah diduga sebelumnya sehingga disediakan waktu kurang lebih seminggu. Tahap laporan dan evaluasi juga dikerjakan sesuai jadwal yang telah direncanakan sebelumnya dan begitu juga dengan pembuatan testimoni dari masing-masing anggota kelompok. Secara keseluruhan seluruh proses yang berlangsung dalam pengerjaan tugas mini proyek ini sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya sehingga tugas dapat diposting di blog masing-masing anggota dengan tepat waktu.


TESTIMONI :

Berliana Mega  (11-095)






















DOKUMENTASI :


Para siswa Einstein College


Metode presentasi


Pemberian Reward


Metode ceramah


Para siswa mendengarkan ceramah


Mengisi kuisioner






DAFTAR PUSTAKA:
SANTROCK, JOHN.W. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua, Jakarta : Kencana ,2010

Selasa, 05 Juni 2012

19

Holaaaa!! how's life? Mine's sooo awesome. i had my birthday on 3rd June. i was turning 19!!!! ( yeah, i'm that old ) and my friends did a trick on me pfft -__-  i was kidnapped and then tied to a tree. And then they throwed eggs, coffe, etc and me. But i know, that they love me haha.


so, what's the wishes?
i have nothing much, i just hope that life will get better, i don't ask God to get rid of my obstacles, but i want Him to give me power to pass those obstacles on my road and yet, i won't ask Him to give me a lighter load but to give me a stronger shoulder to face the days ahead :))

And, I thank God for every bliss and blessings He's given to me which i can't even put it in words. And i thank you all for the great greetings you've said. I wish you fluffy clouds, bright days and amazing things in return <3


yayayy!!

HAPPY B'DAY TO ME!! >.<

"and I hope, just like the wine, the older I get, the better I am"

Jumat, 01 Juni 2012

Paedagogi

Pedagogik merupakan kajian pendidikan. Secara etimologi berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan, pedagogik ialah seorang ahli, yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu. 

Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi pedagogik adalah Ilmu Pendidikan Anak Langveld (1980) membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak , mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan

Pedagogik menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yangada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Jadi pendidikan dalam arti khusus Pedagogik hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah anak menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikandianggap selesai.




Lalu, manakah yang lebih luas? Psikologi Pendidikan atau Pedagogi? Pada awalnya kami bersikukuh bahwa Psi. Pendidikan lebih luas dari Pedagogi, namun ternyata tidak. Psi Pendidikan hanya fokus pada proses mental yang terjadi terhadap murid dalam proses pembelajaran yang dilakukan.


Sedangkan pedagogi mencakup cara bagaimana mengajar itu sebaiknya dilakukan, hal ini harus mempunyai seni. Salah satunya ialah mensiptakan bagaimana suasana belajar yang baik dan nyaman bagi para murid, mulai dari dekorasi kelas, peraturan yang berlaku hingga bagaimana pengajar menyampaikan materi agar dapat dipahamai dan bagaimana pengajar dapat membawa diri sesuai dengan  karakter murid yang pastinya berbeda-beda.


Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2115688-pengertian-pedagogik/#ixzz1wXroYZG0

Survey : Pendidikan Prasekolah

Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan, saya melakukan sebuah survey mengenai Pendidikan Prasekolah. Survey ini berisikan 6 buah pertanyaan yang telah diisi oleh sekitar 50 orang mahasiswa/i Universitas Sumatera Utara fakultas Psikologi angkatan 2011. Hasilnya adalah sebagai berikut :


  • Pendidikan prasekolah adalah wajib bagi anak sebelum mengikuti pendidikan dasar



Setuju
24
46.15%
Netral
21
40.38%
Tidak Setuju
7
13.46%




  • Pola belajar dalam pendidikan  prasekolah dapat mempengaruhi anak saat masuk ke sekolah dasar

Setuju
42
8077%
Netral
9
17.31%
Tidak Setuju
1
1.92%


  • Anak yang mengalami pendidikan prasekolah lebih cerdas dari anak yang tidak mengikutinya

Setuju
9
17.31%
Netral
27
51.92%
Tidak Setuju
16
30.77%


  • Bermain sambil belajar merupakan cara yang paling bagus dalam pendidikan prasekolah

Setuju
51
98.08%
Netral
1
1.92%
Tidak Setuju
0
00.00%


  • Pembentukan karakter anak adalah hal paling penting yang harus dicapai dalam pendidikan prasekolah

Setuju
37
71.15%
Netral
12
23.08%
Tidak Setuju
3
5.77%


  • Pelaksanaan pendidikan anak prasekolah di Indonesia telah mencapai tahap yang efisien

Setuju
7
13.46%
Netral
29
55.77%
Tidak Setuju
16
30.77%



Melalui data pada tabel diatas, dapat dikatakan bahwa cukup banyak responden yang setuju bahwa pendidikan prasekolah wajib dilakukan sebelum mengikuti pendidikan dasar, namun banyak juga yang bersikap netral terhadap pernyataan tersebut. Selain itu, sekitar 80% lebih koresponden setuju bahwa pola belajar dalam pendidikan  prasekolah dapat mempengaruhi anak saat masuk ke sekolah dasar, disini seperti apa belajar yang diajarkan oleh guru akan mempengaruhi anak kelak. 


Sekitar 50% lebih responden bersikap netral terhadap pernyataan apakah anak yang mengikuti pendidikan prasekolah lebih cerdas daripada anak yang tidak mengikuti pendidikan tersebut. Sebagian besar responden juga setuju bahwa pembentukan karakter anak adalah hal paling penting yang harus dicapai dalam pendidikan prasekolah serta bermain sambil belajar merupakan cara yang paling bagus dalam pendidikan prasekola dan sekitar 55% responden bersikap netral mengenai apakah pelaksanaan pendidikan anak prasekolah di Indonesia telah mencapai tahap yang efisien.


Dengan pendidikan prasekolah, anak dapat dipersiapkan untuk mengikuti pendidikan dasar kelak, bagik dari segi sosial, kognitif, dll. Pola belajar yang dilakukan pun dapat mempengaruhi anak bagaimana ia belajar dan cara dalam menyikapi suatu masalah.  Bermain belajar adalah salah satu pola beljar yang baik untuk dilakukan, dimana anak tidak perlu dituntut untuk belajar dan berpikir keras, melainkan dapat mengasah kemampuan kognitifnya melalui permainan-permainan yang diberikan, sehingga anak dapat menyerap ilmu dengan senang. Melalui pendidikan prasekolah, karakter anak dapat dibentuk sejak dini agar dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan moral yang berlaku dalam masyarakat.

Namun, tidak selamanya anak yang mengikuti pendidikan prasekolah lebih cerdas dari anak yang tidak mengikutinya, karena ada faktor lain yang mempengaruhi seperti, kemampuan anak itu sendiri, lingkungan, pola asuh orangtua, dll. Selain itu, pengadaan pendidikan prasekolah belum cukup efisien di Indonesia karena belum merata dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan pendidikan prasekolah tersebut.



Testimonial :

Pada awalnya, pengerjaan tugas ini saya kira akan sulit, tapi setelah dilakukan ternyata tidak sesulit yang saya duga, karna ternyata cukup mudah untuk dipelajari.
Kelebihan survey online ini ialah penghematan biaya karna tidak perlu menggunakan kertas dan tidak perlu dicetak. Selain itu, survey juga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan internet. Kelebihan lainnya ialah peneliti dapat memiliki responden yang cukup besar hanya dengan memberi link saja tanpa perlu mendatangi responden.

Namun, hal ini juga memiliki kelemahan, yaitu saat mengerjakan tugas ini, ada begitu banyak survey yang harus diisi, sehingga menyebabkan lupa link mana saja yang telah diisi yang berujung pada pengisian survey yang sama sebanyak 2 kali bahkan lebih. selain itu, bisa saja saat responden tidak teliti menghasilkan survey yang tidak komplit (incomplete result)